Intisari Sains Medis, Journal Year: 2023, Volume and Issue: 14(1), P. 377 - 381
Published: April 17, 2023
Background: Sleep is one of the basic needs needed by humans so that body can function normally. quality and quantity be affected changes in time zones. When someone travels transmeridianly through longitudes enters a new zone, there will flight dysrhythmias or jet lag. This occur when an imbalance between body's circadian structure day to night cycle destination area. study aims determine effect changing zones on sleep international students. Methods: Non-experimental quantitative research using cross-sectional correlational descriptive method was conducted online for month, from January February 2023. The sample collection technique used purposive sampling. Data collected PSQI LJLQ questionnaires. Research data were analyzed SPSS version 25.0. Results: Most subjects this female (52.72%). As many as 91.8% students found have poor quality. Meanwhile, 86.4% experience lag, which divided into moderate levels lag (47.3%) very high (39.1%). Bivariate analysis showed significant correlation (p=0.001). Conclusion: are Changes assessed level Latar belakang: Tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia agar tubuh dapat berfungsi dengan normal. Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi perubahan zona waktu. Ketika seseorang melakukan perjalanan transmeridian melalui garis bujur masuk dalam waktu baru, maka akan terjadi disritmia penerbangan atau Hal ini ketika ketidakselarasan antara struktur sirkadian siklus siang ke malam pada daerah tujuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap kualitas mahasiswa internasional. Metode: kuantitatif non-eksperimental metode penelitian deskriptif korelatif dilakukan secara jaringan selama bulan Januari–Februari Teknik pengumpulan sampel digunakan adalah dikumpulkan menggunakan kuesioner LJLQ. hasil dianalisis program ver. Hasil: Sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan (52,72%). Sebanyak 91,8% internasional ditemukan memiliki buruk. Sementara itu, sebanyak 86,4% mengalami terbagi tingkatan cukup (47,3%) sangat (39,1%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat korelasi signifikan (p=0,001). Kesimpulan: Perubahan dinilai tingkat berpengaruh